INDAHNYA BERBAGI SESAMA

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ

Saturday 13 March 2010

HIDUP SEDERHANA TAK KAN RUGI

Sudah menjadi aksioma, apabila budaya kebendaan telah merasuki peradaban, sering kali diiringi pula dengan semakin menipisnya nilai-nilai moral. Kehidupan manusia dipilah-pilah berdasarkan kriteria kekayaan dan jabatan kekuasaan, sehingga kita mengenal istilah kelas ekonomi, kelas bisnis dan VIP alias manusia sangat penting.

Sederhana berarti sedang, tidak berlebih-lebihan atau bersahaja. Kesederhanaan merupakan sikap yang mulia, ikhlas, sikap sabar, realistis dan sebagainya.
Sedangkan pengertian dari hidup sederhana adalah menerima apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Ia tidak akan tergiur dan sakit hati bila orang menerima nikmat yang melebihi apa yang ada padanya. Jadi, hidup sederhana adalah ikhlas dan berprasangka baik kepada Tuhan. Karena kejengkelan atau prasangka buruk apapun tidak akan mengubah keadaan atau menyelesaikan masalah, bahkan menambah serentetan kekecewaan.

Hidup sederhana sebetulnya merupakan bagian dari esensi kehidupan anak manusia yang ingin mencapai kebahagiaan. Ia sudah merasa cukup dengan apa yang ada, bukan karena “pasrah”, melainkan telah berusaha menyempurnakan usaha. Yaitu orang-orang yang cukup kaya hati, karena pada hakekatnya kekayaan itu bukanlah tergantung kepada banyaknya harta (fasilitas) melainkan sifat menerima. “Bukankah kekayaan itu lantaran banyak harta, tetapi kekayaan adalah kekayaan jiwa.”

Jadi jika kita ingin bahagia, jadilah pribadi yang sederhana dan hidup dalam kesederhaaan. Hidup dalam kesederhaan memang tidak sesederhana dan semudah yang dibayangkan orang. Kendatipun demikian, setidaknya sebagai upaya mengantarkan seseorang dalam mewujudkan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
“Kegembiraan hidup seseorang bukan karena berapa banyak materi yang dimilikinya, tapi karena sedikitnya saling berhitungan dengan orang lain.”

Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:
1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak (give more)
5. Jangan terlalu banyak mengharap (expect less)

Beberapa ciri orang hebat, diantaranya hasil pemikiranku sendiri menemukan bahwa mereka yang dikategorikan hebat mempunya ciri2 antara lain :

1. Dihormati

mereka yang dapat penghormatan dari semua orang menurutku adalah orang hebat, karena mampu menarik simpati orang banyak untuk menghomatinya.

2. Dihargai

apa artinya jabatan tinggi, gelar professor, kaya raya kalau tidak dihargai orang. Dan orang yang hebat biasanya dihargai orang lain, meskipun itu musuhnya sendiri.

3. Disegani

banyak yang bilang guru itu adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Dan ternyata pernyataan itu benar adanya, meskipun hanya guru SD, tapi anak didiknya ada yang jadi pilot, nahkoda, tentara, polisi, pengusaha dan ada juga yang nganggur. Dari situ aku simpulkan selain tanpa tanda jasa, guru juga disegani banyak orang karena kemampuan mengajar dan mendidik anak orang banyak.

4. Pandai

pandai mutlak dimiliki orang hebat, karena meskipun pendidikan rendah tapi jika punya kreatifitas lebih maka siapa saja bisa jadi orang hebat.

5. Menjadi teladan

seseorang yang hebat pasti akan dijadikan teladan oleh orang lain. Baik itu sifat, sikap maupun perilakunya.

6. Dapat dipercaya

rasanya segala sesuatunya itu akan menjadi sia-sia jika kita tidak bisa dipercaya. Hal itu jugalah yang harus dimilki oleh orang hebat. Apa artinya kepandaian dan harta melimpah kalau kita tidak bisa dipercaya. Orang lain tidak akan pernah simpati terhadap kita.

7. hidup bersahaja

menurut survey yang aku lakukan, ternyata orang2 yang menurutku hebat punya pola hidup yang lain daripada yang lain. Yaitu mereka lebih suka hidup sederhana, karena bagi mereka kesederhanaan adalah gerbang kebahagiaan dan kesuksesan.

Ibarat pepatah jawa mengatakan
"LUweh becik katon kere ketimbang sugih neng sugih utang"
"lebih baik kita menunjukkan kesederhanaan hidup daripada bergelimang harta namun menanggung hutang"

Kita harus menjadi orang-orang kaya yang tetap qona’ah. Kita harus tampil sebagai bangsa yang besar dimana sebagian besar para pemimpinnya adalah sosok manusia yang tampil sebagai uswatun hasanah dan bersikap hidup sederhana.

Menjalani hidup bersama dengan orang miskin walaupun kita kaya, mendengarkan jeritan kaum dhuafa dan hidup sederhana walaupun kita mampu adalah cirri pemimpin yang qona’ah. Itu semua karena kita sadar bahwa sederhana itu indah!